ARAHAN MASYAIKH UNTUK PELURUSAN KERJA DA’WAH
DALAM ACARA JORD KUDAMA INDONESIA DI MESJID BANGLAWALI NIZAMUDDIN 1-4 OKTOBER
2011
Arahan ini merupakan kelanjutan dari arahan -
arahan masyaikh yang telah diberikan sebelumnya. Apabila ada kesamaan ,maka
arahan ini bersifat penekanan. Apabila ada perbedan, maka arahan ini bersifat
menggantikan. Apabila belum pernah ada sama sekali maka arahan ini bersifat
penyempurnaan atau melengkapi.
Para pekerja da’wah diuji dengan dua perkara,
yaitu ujian syariat dan da’wah. Takaza kita adalah untuk mewujudkan syariat
(ahkamat) dalam kehidupan kita dan menyempurnakan pengorbanan dalam da’wah kita.
Untuk itu, hendaklah 24 jam dalam kehidupan kita sesuai dengan cara nabi
Muhammad Saw.
Azas kerja ini adalah praktek dalam amalan
(tanggung jawab dai adalah menjadi teladan/sample dalam amal, baik dalam amal
infirodi maupun amal ijtima’iyat) bukan ucapan ucapan, perkataan perkataan,
bayan bayan, dsb. Kerja da’wah tidak hidup dengan bayan dan muzakaroh saja, tapi
dengan dikerjakan/diamalkan langsung.
Tertib da’wah kita mengikuti sunnah nabi
Muhammad Saw, yaitu :
* Bersifat umumiyat, maksudnya kita jangan
sampai berda’wah pada golongan tertentu saja, tapi berda;wah kepada semua orang.
Islam. Menceburkan diri berda’wah ditengah tengah orang awam, itulah karakter
da’wah nabi. Kita hendaklah mengutamakan da’wah dikalangan orang orang miskin
dunia dan miskin agama (kisah Addas dan Abdullah Ibnu Ummi Maktum). Da’wah
umumyat merupakan sarana yang paling tepat untuk mendekatakan diri kepada Allah
swt. Kesulitan dan kehinaan yang terasa ketika da’wah kepada orang umum /awam,
sangat cepat membawa kita dekat kepada Allah.
* Sabar dan tahamul. Sabar atas kejahatan
orang lain terhadap kita dalam berda’wah. Membalas kebaikan dengan kebaikan itu
biasa, tapi membalas keburukan dengan kebaikan itu merupakan sifat kenabian
(Kisah Zaid bin Sana dan Syahidnya Hamzah ra).
* Ijtimaiyyat, maksudnya adalah kita
berda’wah dengan kelembutan (Kisah satu sahabat yang sangat buruk perangainya
meninggal dunia dan Hatim ra mengirim surat ke Makkah). Dengan sabar, datangkan
kelembutan, jika tidak sabar datangkan sifat kasar dan apabila kita berlaku
kasar dan keras, maka orang orang akan menjauhi kita. Kemudian selalu memaafkan
(sama artinya dengan menghapuskan kesalahan/menganggap kesalahan itu tidak
pernah ada, tutup aibnya. Kisah orang tua yang minum khamar, satu anak perempuan
yang dipernah dizinahi mau dilamar orang, satu orang wanita yang kentut
dimajelis Umar bin Khattab, satu orang laki-laki yang kentut dimajelis Umar bin
Khattab. Memohonkan keampunan (Jika saudara kita salah mohonkan ampun kepada
Allah Swt dan doa agar Allah Swt perbaiki dia. Jangan malah menyebarkan
kesalahannya. Ini sama dengan ghibah dan dosa ghibah lebih parah daripada zina
dan jangan pula dengki/iri dengan kelebihan/keberhasilan yang Allah Swt beri
kepad satu orang. Sebagaimana kisah Saad bin Abi Waqqas). Kemudian
bermusyawarah. Musyawarah adalah amalan ijtimayat, hak dari semua orang.
Hilangnya ijtimayat akan menyebabkan matinya agama. Maulana Yusuf rah.a
mengatakan : maksud dari pada musyawarah adalah agar terbentuk pikir untuk
menghidupkan agama (Kisah Maulana Saad dalam safar). Faisalah dalam musyawarah
janganlah bersifat otoriter tapi hendaklah meminta pendapat dari kawan-kawannya.
Orang yang mengorbankan kepentingan pribadinya/dunianya untuk hadir dalam
musyawarah maka Allah Swt akan beri ilham kepadanya dan sebaliknya orang yang
tidak bisa menafikan kepentingan pribadinya/dunianya ketika bermusyawarah maka
orang ini Allah Swt tidak beri ilham (Kisah Abdullah bin Zaid dengan
adzannya).
* M. Ahmad Lat dalam mudzakarohnya
menyatakan hendaklah kita ini menjadikan Nabi Saw dan para sahabat sebagai
cermin pribadi kita. Kalau kita sebagai pikirman, jumidar dan orang-orang
memuji-muji kita maka hendaklah kita mengambil satu waktu dimalam hari untuk
menangisi aib-aib kita. Buat kerja dengan kesatuan hati dan bermusyawarah dengan
baik (Kisah lebah).
TENTANG AMALAN MAQAMI
Mengenai amal maqomi secara umum
* Kepada para penanggung jawab seluruh
Indonesia, masyaikh menugaskan agar betul - betul memperhatikan keadaan amal
maqomi diseluruh Indonesia. Jika ada kekurangan hendaklah diperbaiki, dan jika
ada kelemahan hendaklah ditingkatkan.
* Setiap pekerja da’wah hendaklah
menetapkan waktu dan mentaatinya secara istiqomah untuk seluruh amal maqami: 2,5
jam, jaulah 1 dan 2, 3 hari, usaha memakmurkan mesjid dll. Semua usaha kita ini
merupakan keterikatan waktu baik untuk tahunan, bulanan, mingguan dan harian.
Mengenai musyawarah harian
* Musyawarah harian bertujuan agar dari
mahalah kita bisa dikirimkan jama’ah keseluruh alam. Agenda musyawara
harian:
*
1. Karguzari kunjungan
kemarin.
2. Tujuan kunjungan hari
ini.
3. Petugas ta’lim masjid hari
ini.
4. Takaza takaza lain sesuai keperluan
Hendaklah musyawarah harian
kita melibatkan semua komponen masyarakat. Mahalla itu kuat jika semua komponen
masyarakat duduk dalam musyawarah.
Mengenai 2,5 jam harian
* Dalam kerja 2,5 jam perhari, setiap
pekerja da’wah hendaklah menetapkan waktunya, istiqomah, disempurnakan waktu dan
amalnya dan bekerja sesuai arahan. 2,5 jam adalah waktu minimum, tetapi kalau
teman-teman kita sanggupnya memberi waktu dibawah itu maka kita terima dan itu
masuk dalam data orang yang menjalankan 2,5 jam.
* Dalam kunjungan harian, hendaklah semua
rumah dikunjungi dan semaua laki laki baligh ditemui, termasuk juga orang orang
yang berbeda pemikiran dengan kita.
Mengenai jaula 1 dan 2
* Jaulah 1 dibawa dengan kerisauan dan
pengorbanan. Maksud kerisauan adalah ada doa sungguh sungguh sebelum hari jaulah
dan saat hari jaulah, ketika musyawarah harian pagi semua peserta musyawarah
diingatkan bahwa hari ini adalah hari jaulah dan teman-teman yang tidak hadir
ketika musyawarah kita datangi rumahnya dan ingatkan dia bahwa hari ini adalah
hari jaulah. Kemudian seluruh jamaah setiap selesai shalat doa untuk jaulah dan
ketika jaulah dibuat dengan tertib yang betul dan penuh kerisauan. Sedangkan
pengorbanan dimaksud adalah pengeluaran jama’ah cash setelah jaulah.
* Rute jaulah 2 adalah ketempat atau mesjid
yang tidak hidup amal. Dilakukan selama 5-6 minggu.
Mengenai keluar 3 hari /40 hari / 4
bulan
* Dalam bayan hidayah 3 hari /40 hari / 4
bulan diseluruh Indonesia, sampaikan dengan penekanan yang kuat 3 perkara ini :
1. Bukan satu keharusan datang disatu tempat
2 hari atau 3 hari tetapi buat kerja ditempat itu sampai amal hidup ditempat
itu. Bisa jadi 4 hari, 5 hari. Jadi ajak orang-orang islam ditempat itu dan juga
orang-orang yang sudah pernah keluar untuk buat kerja menghidupkan amal masjid
(Lihat mengenai nusroh jamaah di maqami).
2. Dapatkan jamaah cash, jumpai semua
lapisan masyarakat. Hari 1 tasykil, hari 2 tasykil, hari 3 tasykil. Libatkan
penduduk/jamaah setempat untuk buat kerja tasykil ini.
3. Orang-orang yang telah nusroh/menemani
kita 2 hari, 3 hari ataupun 4 hari dan orang-orang yang sudah keluar 4 bulan/40
hari pada hari akhir ditempat itu kita kumpulkan dan beri mudzakaroh tentang
maqami dengan detail :
*
1. Sampaikan pentingnya kerja maqami
(dengan sebab hidupnya maqami Allah Swt turunkan rahmat ditempat itu seperti
hujan deras, Allah Swt jaga rumah-rumah orang-orang yang buat maqami dan Allah
Swt mudahkan orang-orang beriman untuk jalankan amal).
2. Terangkan kerja 5 amal dengan cara
yang mudah.
3. Tentukan kapan mereka buat
amal-amal itu.
Mengenai usaha memakmurkan masjid
* Dalam usaha memakmurkan masjid,
orang-orang dibawa ke masjid, diletakkan dalam suasana masjid dan dakwah
disampaikan di masjid (10 menit bicara agama dimasjid lebih baik dari pada
berjam-jam bicara dirumah)
* Jika mereka tidak bisa kemasjid, dakwah
disampaikan/disempurnakan dirumah.
* Untuk usaha memakmurkan masjid, tidak
perlu ada syarat-syarat yang menyulitkan, hanya diperlukan 8 orang beriman
(orang islam) tidak mesti orang yang telah keluar 3 hari /40 hari / 4 bulan.
Waktunya tidak mesti harus sempurna 2,5 jam (boleh dibawah itu)
Mengenai Nusroh jamaah di maqami
* Dalam menerima jamaah dimahalla kita,
hendaklah jamaah diberikan keleluasaan/kebebasan waktu tanpa membatasi 2 atau 3
hari, sampai kerja-kerja jamaah dapat disempurnakan.
* Untuk menghidupkan maqami diseluruh
masjid, maka hendaklah diberi bayan hidayah (petunjuk kerja) kepada jamaah gerak
4 bulan dan 40 hari agar mereka melakukan :
1. Jamaah gerak bekerja sama dengan jamaah
maqami untuk praktek 2,5 jam, usaha memakmurkan masjid dan menghidupkan 5
amal.
2. Besama-sama dengan orang tempatan, aktif
melibatkan orang-orang umum atau seluruh orang islam dalam menghidupkan amal
masjid.
3. Jamaah belum boleh pindah sebelum
mengusahakan hidupnya amal maqomi.
* Untuk orang tempatan, hendaklah bekerja
sama dengan jamaah yang datang dalam musyawarah dan menghidupkan amal
masjid.
Mengenai kehadiran di malam markas
* Para pekerja dakwah hendaklah datang
kemalam markas dalam bentuk jamaah masjid atau mahalla, dengan membawa tasykilan
dari mahalla sendiri. Berikut iqram, hikmat bawa alat tidur dsb. Maksudnya agar
dapat membentuk jamaah cash dari mahalla masing-masing
Mengenai kerja sama antar daerah
* Provinsi-provinsi yang kuat dalam amal
dakwah membantu provinsi-provinsi yang lemah selama 2 tahun, sehingga 2 tahun
yang akan datang, semua provinsi telah semakin kuat. Halaqah yang kuat membantu
halaqah yang lemah, mahalla yang kuat membantu mahalla yang lemah.
Tentang kerja masturat
Mengenai usaha masturat secara umum
* Ada dua cara untuk memulai kerja masturat
dan menjadikan keluarga contoh dalam usaha masturat, yaitu:
1. Istiqomah ta’lim rumah dengan
muzakarah 6 sifat, dan laki lakinya hadir dalam ta’lim tesebut.
2. Setiap 3 bulan keluar masturat
secara istiqomah.
Mengenai ta’lim rumah
* Dalam ta’lim rumah dibuat muzakarah 6
sifat. Saat memberikan muzakarah sifat ke 6 , dibuat taskil keluar masturat dan
rijal. Petugas ta’lim dan muzakarah telah dimusyawarahkan pada hari
sebelumnaya. Dalam ta’lim rumah menggunakan buku Fadilah Amal dan Muntakhob
Hadits secara bergantian (selang - seling)
Mengenai ta’lim mahalla mingguan
masturat
* Ta’lim mahalla masturat mingguan
hendaklah menghadirkan wanita dari semua kalangan, karena kehadiran merekalah,
akan mengubah pola kehidupan mereka dan akan memberikan kekuatan untuk membuat
ta’lim rumah
* Dalam ta’lim mahalla masturat mingguan
menggunakan buku Fadilah Amal dan Muntakhob Hadits secara bergantian (selang –
seling)
* Ta’lim mingguan mahalla masturat dibuat
dengan syarat :
1. Ada jama’ah masjid dimahalla tersebut,
karena kerja dikontrol oleh jama’ah masjid.
2. Ada beberapa wanita yang telah keluar
masturat 40 hari , 15 hari, 10 hari dan dapat menghandel program.
* Program ta’lim mingguan masturat dibuat
dirumah orang yang pernah keluar masturat, dan rumahnya munasib.
* Progaram ta’lim mingguan
masturat:
a. Ta’lim kitabi
b.Muzakarah 6 sifat.
c. Ada tasykil. Tasykilnya: rijal keluar 4
bulan, 40 hari, 3 hari. Wanita keluar 3 hari. Kemudian, yang memberikan
muzakarah 6 sifat memberi targib kepada wanita wanita yang hadir supaya
menghidupkan ta’lim rumah, menghidupkan suasana agama dirumah (mengamalkan
target kerja masturat yaitu sebagai abidah, muta’alimah, murobbiayah, zahidah,
khadimah dan daiyah)
Kemudian dijelaskan fadilah rumah yang hidup
amalan agama. Akan menyelamatkan dari fitnah. Rumah yang tidak ada ta’lim rumah
akan terkena fitnah (Segala fitnah akan masuk kerumah kita).
Pembaca ta’lim kitabi dibolehkan wanita yang
belum menikah sedangkan untuk muzarah 6 sifat, harus oleh wanita yang telah
menikah.
Boleh dibuat bayan oleh laki laki setelah 5-6
minggu yang diputuskan bayan adalah mereka yang faham betul (pakar) dalam kerja
kerja masturat.
Setelah tafakud selesai dilaporkan kepada
penanggung jawab markaz agar pengeluaran jama’ah masturat atas muyawarah
markaz.
Mengenai ijtima’ masturat
* Progaram ijtima’ masturat adalah
sbb:
1. Ta’lim. Lamanya sesuai keadaan, bisa
sebentar sampai agak lama.
2. Bayan. Tentang pentingnya pengorbanan,
diberikan oleh orang lama yang kuat pikir da’wahnya, risau seluruh alam, ada
kemampuan untuk mentasykil.
3. Tasykil. Yang telah 40 hari dan 2 bulan
IPB ke negri jauh, yang telah 10 atau 15 hari menjadi 40 hari atau 2 bulan, yang
telah pernah 10, 15 atau 40 hari ke IPB. Yang paling utama/dikehendaki adalah
tasykil cash, kalau belum memungkinkan baru dibuat tafakud.
4. Tafakud, dan di tetapkan tarikh dan rute
keberangkatan, kemudian ditasykil agar mereka menjaga nisab 10 atau 15 hari per
tahun. Kemudian ditarghib akan pentingnya menghidupkan amal rumah.
5. Ditutup dengan doa.
Program ijtima’ ini
menghadirkan sekitar 30 sampai 35 pasang dan diadakan 1 atau 2 kali dalam
setahun.
Mengenai pengeluaran jama’ah
masturat
* Rumah yang digunakan menerima jama’ah
masturat adalah rumah orang yang pernah keluar masturat dan munasib , serta
bukan rumah kosong
* Jangan membebani tuan rumah dalam hal
perkhidmatan (tuan rumah cuma boleh masak untuk 1 kali atau 2 kali makan,
rumah-rumah lain yang menghantar makanan dan yang lebih baik suami-suami jamaaah
yang keluar yang memasakkan makanan).
* Mulakat jangan menggunakan HP (tidak
boleh menggunakan HP sama sekali pada saat keluar)
HAL – HAL LAIN
Mengenai usaha atas pelajar
* Pelajar pelajar dilibatkan dalam amal
maqami termasuk musyawarah harian kunjungan kepada pelajar lain di maqami,
dsb.
Mengenai usaha atas ulama
* Ulama yang telah keluar satu tahun,
hendaklah diusahakan untuk keluar 4 bulan tiap tahun karena kita sangat
membutuhkan keberadaan ulama didalam jama’ah gerak. Maulana Ilyas menginginkan
agar setiap jama’ah gerak terdapat seorang Hafiz dan seorang Alim di dalam
jama’ah.
Mengenai takaza negri jauh
* Indonesia ditakazakan untuk mengirimkan
jama’ah ke TAIWAN dan LAOS secara khusus yaitu: jama’ah rijal 4 bulan, atau
jama’ah 40 hari berterusan.
Jama’ah masturat juga ditakazakan ke TAIWAN
dan LAOS
Mengenai menghidupkan madrasah
dimahalla
* Hendaklah dipikirkan agar setiap masjid
diwujudkan tempat bagi anak anak untuk belajar Qur’an dan agama secara
keseluruhan. Hal tersebut kita sampaikan dalam kalam 2,5 jam, dengan mentarghib
orang tua untuk mengirim anak anaknya belajar ke madrasah/maktab dimahalla
tersebut.
Cara penyelesaian masalah
* Apabila ada pertanyaan atau perbedaan
pendapat, hendaklah hadir dan tanyakan dalam musyawarah penanggung jawab / syura
atau syura Indonesia bertanya secara resmi ke syura Nizamuddin (tidak dinyatakan
kepada perseorangan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar