Tafsir Ibnu Katsir
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. (QS. Ali 'Imran : 110)
Imam Bukhari berkata: dari Muhammd Bin Yusuf,
darri Sufyan Ibn Maysarah, dari Abi Haazim dari Abi Hurairah Ra, (kuntum khairo
ummah ukhrijat linnas) berkata: “sebaik-baik manusia untuk manusia yang lain
yaitu datang kepada mereka dengan terbelenggu leher-leher mereka sampai mereka
masuk ke dalam Islam, dan seperti ini yang dikatakan oleh Abu Hurairah, Mujahid
dan ‘Ithiyah al-‘Ufi, Ikrimah, Ata dan Ar-Rabi’ Ibnu Anas (kuntum khairo ummah
ukhrijat linnas) kalian adalah umat yang terbaik yang dihantar untuk
manusia
Yakni umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
umat manusia. Dengan kata lain, mereka adalah sebaik-baik umat dan manusia
paling bermanfaat umat manusia. Firman Allah SWt selanjutnya : menyuruh kepada
yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Syarik dari Sammak dari Abdullah ibnu Umairah dari Durrah binti Abu
Lahab menceritakan : Seorang lali-laki berdiri menunjukkan dirinya kepada Nabi
SAW yang saat itu berada diatas mimbar. Lalu lelaki itu bertanya, “Wahai
Rasulullah siapakah manusia yang terbaik?”. Nabi SAW menjawab : “Manusia yang
terbaik adalah yang paling pandai membaca Al Qur’an dan paling bertaqwa diantara
mereka kepada Allah dan paling gencar melakukan amal ma’ruf nahi munkar terhadap
mereka dan paling gemar diantara mereka bersilaturrahmi.
Imam Ahmad dalam kitab musnadnya, Imam Nasai’
dalam kitab sunannya dan Imam Hakim dalam kitab Mustadraknya telah meriwayatkan
dari hadits Sammak dari Sa’id Ibnu Jubair dari Ibnu Abbas sehubungan
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, (QS. Ali 'Imran : 110)
Bahwa mereka adalah orang yang berhijrah
bersama Rasulullah dari Mekkah ke Madinah.
Pendapat yang benar mengatakan bahwa ayat ini
mengandung makna umum mencakup semua umat ini dalam setiap generasinya, dan
sebaik-baik generasi adalah orang-orang yang Rasulullah diutus dikalangan
mereka, kemudian orang sesudah mereka, kemudian orang sesudah mereka.
Makna ayat ini sama dengan makna ayat
lain
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu
(umat Islam), umat yang adil dan pilihan (QS. Al Baqarah : 143)
Yang dimaksud dengan wasatan ialah yang
terpilih.
agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia (QS. Al Baqarah : 143) hingga akhir ayat
Didalam kitab musnad Imam Ahmad, Kitab Jami’
imam Turmidzi, kitab Sunan Ibnu Majah dan kitab Mustadrak Imam Hakim disebutkan
melalui riwayat Hakim Ibnu Mu’awiyah ibnu Haidah dari ayahnya telah menceritakan
bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Kalian adalah umat yang ke tujuh puluh,
kalian yang paling baik dan paling mulia menurut Allah SWT”
Hadits ini cukup terkenal (mahsyur), Imam
Turmidzi menilainya berpredikat Hasan.
Tafsir Qurthubi
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. (QS. Ali 'Imran : 110)
Firman Allah SWT di atas merupakan pernyataan
dari Allah SWT bahwa umat Sayyidina Muhammad SAW, yakni kaum muslimin, sebagai
umat yang terbaik di antara umat manusia di muka bumi. Imam Al Qurthubi dalam
tafsirnya mengutip sebuah hadits dari Bahz bin Hakim bahwa tatkala membaca ayat
ini Rasulullah SAW Bersabda : “Kalian adalah penyempurna dari 70 umat, kalian
yang terbaik di antara mereka dan termulia di sisi Allah” (HR. At
Tirmidzi).
Predikat tersebut sama dengan predikat
“ummatan wasathan” yang Allah sebut dalam firman-Nya:
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan
kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas
(perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan)
kamu.” (QS. Al-Baqarah : 143)
Menurut Ibnu Abbas r.a, sebagaimana dikutip
Imam Al Qurthubi, kelompok orang yang berpredikat umat terbaik yang dimaksud
dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang berhijrah dari Mekkah ke Madinah,
yang ikut dalam perang Badar, dan ikut dalam perjanjian Hudaibiyah. Namun Umar
bin Khaththab mengatakan bahwa siapa saja yang beramal seperti mereka, levelnya
seperti mereka.
Tentang tak perlu dipertentangkannya apakah
yang terbaik di antara umat Islam ini, yang awal ataukah yang akhir, Imam Al
Qurthubi dalam tafsirnya mengutip sebuah riwayat hadits bahwasanya Rasulullah
SAW bersabda : “Umatku bagaikan hujan, tak diketahui, yang lebih baik itu yang
pertama ataukah yang terakhir” (HR. Abu Dawud At Thayalisi dan Abu Isa At
Tirmidzi).
Keunggulan kaum muslimin yang menjadi umat
terbaik ini di antara umat manusia disebut oleh Abu Hurairah r.a. dalam
ucapannya : “Kami adalah yang terbaik di antara manusia, kami mengarahkan mereka
untuk menapaki jalan mendaki menuju kepada Islam”.
Dan dengan cepatnya umat terbaik yang
senantiasa membimbing umat manusia ke jalan Islam, mengemban dakwah Islam ke
seluruh penjuru dunia, membuka berbagai wilayah bagi tegaknya kedaulatan Islam,
serta mendapati umat manusia dari berbagai bangsa, bahasa, negara, dan adat
istiadat menerima Islam sebagai keyakinan dan tataaturan hukum buat kehidupan
mereka.
Mereka mengarahkan pikiran umat manusia dengan
cara yang argumentatif logis sebagaimana diajarkan oleh Allah SWT agar
senantiasa mengajak manusia berpikir dengan bukti-bukti yang nyata, yakni dakwah
bil hikmah sebagai mana firman Allah SWT
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. (QS. An Nahl : 125).
Apabila ada halangan fisik terhadap dakwah,
mereka dengan gagah berani menyingkirkan halangan fisik itu dengan jihad fi
sabilillah. Dan karena mereka adalah manusia unggulan, dalam perang pemikiran
maupun perang fisik pun mereka senantiasa unggul. Allah SWT menjamin kualitas
unggulan mereka dalam firman-Nya :
“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu'min
itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya
mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang
sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir,
disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti” (QS. Al Anfaal : 65).
Jelaslah bahwa kualitas umat terbaik itu
dibandingkan dengan orang-orang kafir, atau umat-umat lain, adalah 1 orang
muslim bisa mengalahkan 10 orang kafir. Itu dalam kondisi prima, dalam kondisi
kaum muslimin ada kelemahan, Allah SWT masih memberikan garansi bahwa kaum
muslimin akan sanggup mengalahkan kekuatan orang kafir yang jumlahnya dua kali
lipat kekuatan mereka sebagai mana firman Allah SWT :
Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan
dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu
seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang
kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan
dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta
orang-orang yang sabar. (QS. Al Anfaal : 66).
keunggulan umat Islam itu dengan syarat
memenuhi sifat-sifat yang disebut dalam ayat itu. Ada tiga sifat yang dimiliki
oleh umat pengemban risalah Muhammad saw ini yang menyertai predikat anugerah
Allah SWT sebagai umat yang terbaik, yakni: (1). Menyuruh kepada yang ma’ruf,
(2). Mencegah dari yang munkar, (3). Beriman kepada Allah SWT, sebagaimana
terdapat dalam lafazh:
“Kalian menyuruh kepada yang ma`ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.
Itulah tiga sifat yang menjadi unsur-unsur
kebaikan umat Muhammad saw. Dalam hal ini perlu dipahami bahwa iman kepada Allah
SWT tentu harus ada terlebih dahulu sebelum dua hal yang lain., yakni amar
ma’ruf dan nahi munkar. Demikian pula, umat yang terbaik itu mesti iman kepada
risalah Islam. Sebab aktivitas amar ma’ruf nahi munkar tidak ditentukan oleh
tradisi masyarakat, melainkan oleh syariat yang diturunkan Allah SWT.
Tafsir Jalalain
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. (QS. Ali 'Imran : 110)
(Adalah kamu) hai umat Muhammad dalam ilmu
Allah swt. (sebaik-baik umat yang dikeluarkan) yang ditampilkan (buat manusia,
menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar serta beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, adalah ia) yakni keimanan itu (lebih baik
bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman) misalnya Abdullah bin Salam r.a.
dan sahabat-sahabatnya (tetapi kebanyakan mereka orang-orang yang fasik) kafir.
Tafsir Depag
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. (QS. Ali 'Imran : 110)
Ayat ini mengandung suatu dorongan kepada kaum
mukminin supaya tetap memelihara sifat-sifat utama itu dan supaya mereka tetap
mempunyai semangat yang tinggi.
Umat yang paling baik di dunia adalah umat
yang mempunyai dua macam sifat, yaitu mengajak kebaikan serta mencegah
kemungkaran, dan senantiasa beriman kepada Allah. Semua sifat itu telah dimiliki
oleh kaum muslimin di masa nabi dan telah menjadi darah daging dalam diri mereka
karena itu mereka menjadi kuat dan jaya. Dalam waktu yang singkat mereka telah
dapat menjadikan seluruh tanah Arab tunduk dan patuh di bawah naungan Islam,
hidup aman dan tenteram di bawah panji-panji keadilan, padahal mereka sebelumnya
adalah umat yang berpecah belah selalu berada dalam suasana kacau dan saling
berperang antara sesama mereka. Ini adalah berkat keteguhan iman. dan kepatuhan
mereka menjalankan ajaran agama dan berkat ketabahan dan keuletan mereka
menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Iman yang mendalam di hati
mereka selalu mendorong untuk berjihad dan berjuang untuk menegakkan kebenaran
dan keadilan sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul Nya. kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Allah, mereka itulah orang-orang yang benar". (QS Al Hujurat : 15)
Jadi ada dua syarat untuk menjadi sebaik-baik
umat di dunia, sebagaimana diterangkan dalam ayat ini, pertama iman yang kuat
dan; kedua menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Maka setiap umat
yang memiliki kedua sifat ini pasti umat itu jaya dan mulia dan apabila kedua
hal itu diabaikan dan tidak diperdulikan lagi, maka tidak dapat disesalkan bila
umat itu jatuh ke lembah kemelaratan.
Maulana Ilyas rah.a
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. (QS. Ali 'Imran : 110)
Wahai manusia, engkau adalah seperti halnya
para Nabi yang dijadikan asbab untuk membenarkan para Nabi. Oleh karena itu,
jadikanlah taklimnya dan akhlaknya menjadi suri teladan.
Maksud lafazh “ukhrijat” adalah memberi
isyarat pada suatu tempat untuk benar-benar membuat usaha. Sekalipun kita tidak
bekerja, tetapi sekurang-kurangnya perlu untuk memberangkatkan jamaah khuruj.
Tugas kita adalah amar ma’ruf nahi munkar.
Dengan amar ma’ruf nahi munkar, keimanan
kalian akan bertambah. Jika kalian tidak melakukannya, maka iman tidak akan
meningkat. Oleh karena itu kita harus berniat untuk mengambil manfaat darinya.
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu
penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada
pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku
(untuk menegakkan agama) Allah?" (QS. Ash Shaff : 14)
Rasulullah SAW mengajak orang yang beriman
(ahlul iman) untukmenolong agama dengan perantaraan wahyu Allah dan berkata,
“Jihad tidak harus selalu menggunakan pedang, tetapi berusaha menyampaikan agama
kepada setiap manusia dan mengajak untuk menolong agama juga termasuk jihad.
Kita mengajak kepada umat yang benar-benar ahlul imanuntuk menyambut ajakan
Allah ini. Oleh karena itu, setiap orang beriman hendaknya meluangkan waktu
untuk mendakwahkan agama kesetiap rumah dengan membentuk rombongan khuruj fi
sabilillah. Menelusuri lorong demi lorong, rumah demi rumah, kota demi kota
dengan bersabar menghadapi kesulitan dan mengajak manusia dengan baik untuk
memperjuangkan agama.
Maulana Muhammad Zakariyya rah.a
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. (QS. Ali 'Imran : 110)
Banyak hadits Rasulullah yang menerangkan
bahwa ummat Islam adalah ummat yang termulia di antara ummat lainnya. Dan banyak
pula ayat Al Qur’an yang menyatakan demikian, baik dengan jelas maupun dengan
isyarat. Dalam ayat di atas, Allah SWT telah memuliakan kita sebagai ummat yang
terbaik. Dan Allah SWT pun telah menyebutkan syaratnya yaitu selama kita
berdakwah mengajak ummat ini kepada kebaikan dan mencegah mereka dari
kemungkaran. Para ahli tafsir mengatakan bahwa dalam ayat ini, kalimat amar
ma’ruf nahi munkar disebutkan lebih dulu daripada iman kepada Allah. Padahal,
iman adalah pangkal segala amalan. Tanpa iman, kebaikan apapun tidak akan
bernilai sedikitpun di sisi Allah. Hal ini terjadi karena iman juga dimiliki
oleh ummat terdahulu. Tetapi ada suatu amalan khusus yang menjadikan ummat
Muhammad saw lebih unggul dibandingkan dengan ummat-ummat sebelumnya, yaitu
tugas amar ma’ruf nahi munkar. Inilah penyebab utama, ummat Muhammad saw lebih
istimewa daripada ummat lainnya. Meskipun demikian, iman tetap ditekankan dalam
ayat ini, karena amal apapun tidak akan bernilai tanpa iman.
Dan maksud utama ayat tersebut adalah
menyebutkan pentingnya amar ma’ruf nahi munkar bagi ummat ini. Oleh karena itu,
ia disebutkan terlebih dahulu daripada iman. Maksud adanya amar ma’ruf nahi
munkar sebagai sesuatu yang menjadikan ummat ini lebih unggul adalah, hendaknya
ummat ini memperhatikannya secara khusus. Sehingga bertabligh secara sambil
lalu, tidaklah memenuhi syarat. Sebab, tabligh sebagai tugas tambahan pun sudah
ada pada ummat-ummat sebelumnya, sebagaimana firman Allah SWT, “ Ketika mereka
lalai dari mengingatkan.” Peringatan seperti ini banyak disebutkan dalam
ayat-ayat lainnya. Jadi, kelebihan ummat ini terletak pada perhatian khusus
dalam dakwah. Oleh sebab itu, hendaknya dakwah dilaksanakan sebagai pekerjaan
yang pokok sebagaimana kerja-kerja agama atau dunia lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar