Target yang paling penting adalah bagaimana
kehidupan kita ini tidak telalu ketinggalan jauh dari kehidupan para sahabat RA.
Jadi penting kita mempunyai target dalam melaksanakan kerja kenabian
ini.
Diantaranya target dari usaha Nubuwah adalah
:
- Bagaimana Ummat dapat mengamalkan agama secara sempurna selama 24 jam.
- Bagaimana Ummat dapat melanjutkan Risalat Kenabian yaitu Kerja Dakwah
- Bagaimana Ummat dapat mengikuti Napak Tilas Pengorbanan Kehidupan Sahabat
Sehingga nanti semua manusia dapat selamat
dunia dan akherat. Inilah yang namanya jalan keselamatan. Apa itu Jalan
keselamatan yaitu Jalan Hidayah atau Sunnanul Huda. Allah telah berikan kepada
Nabi SAW Sunnanul Huda : jalan-jalan petunjuk atau jalan-jalan hidayah, agar
manusia bisa mendapatkan yang namanya kebahagiaan dan keselamatan. Siapa saja
yang berjalan diluar Sunnanul Huda niscaya mereka akan tersesat dan jauh dari
petunjuk Allah. Jika kita tidak diberi petunjuk maka kita akan sengsara hidup di
dunia ini dan di akherat nanti. Seperti orang buta yang kehilangan tongkat,
jalannya akan menderita, nabrak sana nabrak sini, terjatuh-jatuh. Begitulah
orang yang hidup tanpa hidayah. Sedangkan Dakwah ini adalah salah satu Sunnah
Nabi SAW yang akan mendatangkan hidayah atau petunjuk kepada manusia.
Hari ini orang islam banyak yang hidup dengan
cara Yahudi dan Nasrani, padahal satu-satunya kehidupan yang di ridhoi Allah dan
yang Allah telah jamin hanya kehidupan Nabi SAW. Kehidupan Nabi SAW ini adalah
suatu kehidupan yang didasari atas wahyu Allah, langsung petunjuknya dari Allah.
Sehingga ketika Nabi SAW mengamalkan petunjuk atau wahyu itu dengan sempurna
maka kehidupan Nabi SAW penuh dengan keberkahan dan pertolongan Allah. Beda
dengan kehidupan kita hari ini yang penuh dengan kesulitan dan tidak ada
pertolongan Allah. Hari ini kita setiap ada masalah baru lari ke ulama minta
do’a karena merasa do’anya tidak didengar oleh Allah. Tetapi setelah minta do’a,
ketika pulang kehidupannya tidak berubah, sama saja dengan sebelumnya seperti
kehidupan Yahudi dan Nasrani. Bagaimana Allah akan tolong kita jika kita masih
seperti itu cara hidupnya. Beda dengan sahabat setiap ada masalah langsung lari
kepada Allah, diselesaikan dengan sholat dan do’a, maka pertolongan Allah
langsung turun saat itu juga. Mengapa doa sahabat ijabah dan sedangkan doa kita
tidak ? padahal Tuhannya sama, Nabinya sama, Kitabnya sama, Kiblatnya sama. Ini
disebabkan kehidupan yang kita jalani berbeda dengan sahabat RA.
Usaha ini adalah usaha atas napak tilas
pergerakan dan pengorbanan para sahabat. Seseorang pernah bertanya kepada
seorang Masyaikh dari pakistan, Maulana Yunus, “Apa batasan atau kapan akhir
dari perjalanan seseorang ini dalam membuat Amal Maqomi dan Amal Intiqoli ?”
jadi maksudnya apa batasan akhir amalan dakwah ini sehingga orang sudah dapat
dikatakan sampai pada maksud dan tujuannya. Maulana Yunus katakan “Yaitu ketika
pengorbanan ummat ini sudah sampai pada level seperti pengorbanan para sahabat.”
Sangking tingginya pengorbanan para sahabat ini sehingga mereka bisa menarik
langsung apa saja yang ada dari khazanah Allah kapanpun mereka perlukan. Iman
mereka ini, para sahabat RA, sudah sampai pada taraf walaupun diperlihatkan pada
mereka surga dan neraka, maka Iman mereka sudah tidak dapat naik lagi ataupun
berkurang. Namun selama kita ketika ditaskil masih ada rasa berat, masih merasa
memerlukan ini dan itu, dan masih terkesan hati kita pada selain Allah, berarti
kerja atas nishab waktu 40 hari, 4 bulan, ini adalah yang terbaik bagi dia untuk
dilakukannya dalam rangka islah dan dalam rangka perjalanan mendekati kepada
kehidupan sahabat RA. Jika dia sudah bisa ditaskil, sudah mempunyai kesiapan
untuk berangkat kapan saja diperlukan untuk agama, maka ketika itu nishab waktu
sudah tidak berlaku lagi buat dia. Jika dalam hidupnya tidak ada lagi yang lebih
penting dari perintah Allah dan rasulnya, ketika itu baru kapanpun diperlukan
dia akan siap meninggalkan semua perkara yang dicintai demi agama. Sahabat ini
kapan saja ada takaza atau permintaan untuk fissabillillah mereka selalu siap.
Sehingga tidak ada nishab waktu diantara sahabat, yang ada kapan dibutuhkan
mereka selalu siap dan tidak ada keraguan sedikitpun meninggalkan yang mereka
punya. Sahabat sudah meletakkan hidupnya untuk mencapai maksud, sehingga siap
mengorbankan segala-galanya kapan saja diminta untuk fissabillillah. Inilah
sahabat, sedangkan kita belum bisa seperti itu. Mereka, para sahabat RA, sudah
tidak terkesan lagi pada apa yang mereka miliki, tetapi hanya pada apa yang
Allah janjikan.
Seseorang ulama bertanya kepada Masyeikh yang
juga seorang Syeikhul Hadits, “Mengapa anda mau ikut dalam usaha ini yang tidak
ada haditsnya mengenai tentang nishab 40 hari, 4 bulan, di jalan Allah tersebut
?” Lalu Masyeikh katakan mahfum, “Kerja dakwah ini adalah ijhtihad dari Maulana
Ilyas, dan saya merasa cocok dengan ijtihad beliau. Andaikata ada suatu usaha
lain yang lebih baik daripada usaha ini dalam memperbaiki kehidupan ummat maka
saya akan bantu dan ikut dalam perjuangan usaha tersebut !” Tetapi masalahnya
saat ini yang ada dan banyak membawa ummat kepada perbaikan hanyalah usaha ini
dan telah nampak hasilnya. Dan usaha atas amar ma’ruf atau kerja dakwah ini
adalah usaha yang paling diperlukan ummat saat ini.
Maulana Ilyas Rah.A ketika memulai usaha ini
asbab fikirnya atas agama dan risaunya terhadap kondisi ummat saat itu di mewat,
beliau telah melakukan beberapa usaha atas perbaikan ummat :
1. Usaha Atas Ilmu : Mendirikan
Madrasah
Namun ketika itu yang beliau temui adalah
kegagalan, dan tidak effektif. Seperti ketika beliau membangun madrasah, salah
seorang muridnya yang terbaik setelah lulus pergi kekota, dengan harapan murid
tersebut dapat memberikan perbaikan terhadap kehidupan ummat di kota. Ternyata
setelah bertemu kembali beberapa lama kemudian, si murid yang terbaik yang telah
tinggal di kota ini, ketika bertemu telah hilang dari dirinya ciri-ciri
keislamannya. Ini menunjukkan kegagalan atau ketidak effektifan usaha atas
madrasah dalam memperbaiki ummat. Ketika si murid dibawa kepada suasana kota
dimana amal agama tidak ada maka akan terjadi kemerosotan Iman.
2. Usaha atas Dzikir Ibadah : Mengajarkan
Amalan Dzikir Tarekat
Beliau mempunyai murid dalam membuat amalan
dzikir, karena beliau sendiri juga adalah seorang Mursyid tarekat. Namun
masalahnya adalah murid-murid tarekat ini mempunyai kecenderungan untuk
menyendiri, melakukan uzlah dengan membuat amalan dzikir. Sehingga perbaikan
atas kehidupan ummatpun juga tidak nampak melalui cara ini.
3. Usaha atas Kerja Dakwah : Usaha atas Amar
Ma’ruf & Fissabillillah
Asbab fikir beliau yang kuat atas agama dan
kerisauannya atas ummat yang sudah rusak ini, sehingga Allah telah memberi
petunjuk, ilham, kepada beliau untuk memulai kembali usaha nubuwah. Usaha
Nubuwah yaitu usaha yang dibuat Rasulullah SAW pada waktu kurun awal islam
berkembang. Apa itu usaha Nubuwah ? yaitu kerja dakwah, menyiapkan ummat
melanjutkan risalah kenabian. Rombongan dikirim untuk Fisabillillah agar dapat
membuat dan membawa suasana agama sehingga orang tertarik kembali untuk
menghidupkan amal-amal agama di dalam rumahnya, lingkungannya, dan di seluruh
alam. Caranya dengan membuat amal maqomi dan amal intiqoli, yaitu usaha atas
ketaatan, amar ma’ruf, dan usaha atas pengorbanan, khuruj
fissabillillah.
Nabi SAW ditarbiyah oleh Allah agar
gantungannya benar dengan cara memutuskan hubungan beliau dengan orang-orang
yang disekitarnya dan yang dicintainya. Beliau SAW sebelum berdakwah diberi
gelar oleh orang-orang “Al Amin”, “Yang Terpercaya”. Dan dicintai oleh banyak
orang. Namun setelah datang perintah untuk berdakwah, orang yang sama yang
memberi beliau gelar Al Amin memberi gelar yang baru menjadi “Al Majnun”, “Orang
Gila”. Dan orang-orang yang mencintainya menjadi orang-orang yang paling benci
dengannya bahkan dari kalangan keluarganya sendiri. Dari kecil Beliau SAW di
tarbiyah agar selalu mempunyai gantungan yang benar agar tidak tawajjuh kepada
selain Allah. Belum lahir, ayahnya tempak seorang anak bergantung sudah wafat.
Lalu baru sesaat bertemu ibunya ditengah perjalanan pulang ibunya wafat.
Pamannya yang selalu melindunginya ketika saat-saat dibutuhkan dalam dakwah
beliau juga Allah wafatkan. Istri beliau, Khadijah R.ha, yang selalu
mendukungnya dalam kerja dakwah dan yang selalu menghiburnya dikala susah juga
Allah wafatkan pada kurun masa awal kenabian. Beliau telah kehilangan segalanya
dan kehilangan tempat bergantung selain kepada Allah. Bagaimana Allah
mentarbiyah sahabat agar mempunyai tarbiyah yang sama seperti Nabi SAW sehingga
gantungannya hanya kepada Allah, Sahabat RA diperintahkan untuk hijrah bersama
Nabi SAW meninggalkan segalanya dari anak, istri, harta, jabatan, kampung
halaman, dan lain-lain.
Lalu bagaimana teguhnya Nabi SAW
mempertahankan kerja dakwah ini yaitu ketika beliau ditawarkan harta, jabatan,
dan wanita oleh para petinggi quraish, apa jawab Nabi SAW, “Walaupun engkau
mampu meletakkan bulan ditangan kananku dan matahari ditangan kiriku, Aku tidak
akan tinggalkan kerja dakwah ini walaupun hanya sekejap saja. Pilihannya hanya
dua yaitu mati dalam mendakwahkan agama Allah, atau hidup melihat agama
tersebar.” Inilah keteguhan Nabi SAW memegang usaha dakwah. Inilah maksud dari
usaha ini bagaimana fikir nabi menjadi fikir kita, risau nabi menjadi risau
kita, kesedihan nabi menjadi kesedihan kita, kecintaan nabi menjadi kecintaan
kita, mijaz nabi menjadi mijaz kita. Ini diperlukan pengorbanan dan training
khusus yang dilakukan secara terus menerus sampai pada akhirnya wujud dalam diri
kita. Inilah mengapa kita penting keluar di jalan Allah dan membuat amal maqomi
di mesjid kita.
Dengan Usaha Nubuwah ( Kerja Dakwah ) ini
bagaimana kita dapat mewujudkan kehidupan Nabi SAW ke dalam kehidupan kita.
Bagaimana caranya ? yaitu dengan ikut dari pada Napak Tilas kehidupan Nabi dan
Sahabat. Untuk perkara ini maka kita harus menjadikan maksud hidup nabi menjadi
Maksud hidup kita, Kerja Nabi menjadi kerja kita, Fikir Nabi menjadi Fikir kita,
Amal Nabi menjadi Amal kita, Perasaan Nabi menjadi Perasaan kita, Pola hidup
nabi menjadi Pola hidup kita dan Do’a Nabi menjadi Do’a kita. Dengan cara inilah
baru kehidupan Nubuwah akan wujud dalam kehidupan kita sebagaimana hidup di
dalam kehidupan sahabat RA. Inilah targetnya yaitu menghidupkan kembali
kehidupan nubuwah yang diamalkan oleh para sahabat RA kedalam kehidupan kita
sehari-hari. Apa itu kehidupan Nubuwah yaitu kehidupan Nabi SAW selama 24
jam.
Apa itu Maksud Hidup Nabi :
Dakwah à Menyampaikan Agama, memberi
peringatan dan kabar gembira tentang Allah dan kehidupan Akherat.
Apa itu Amal Nabi :
- Seluruh Sunnah Nabi SAW dari ujung rambut sampai ujung kaki
- Seluruh Kehidupan Nabi SAW selama 24 jam
- Seluruh Perjalanan Hidup Nabi, Risau Nabi dan Fikir Nabi
Apa itu Kerja Nabi :
- Dakwah Illallah
- Taklim wa Taklum
- Dzikir Ibadah
- Khidmat
Apa itu Fikir Nabi :
- Bagaimana umat dari yang pertama lahir sampai yang terakhir mati di hari kiamat dapat mengucapkan La Illaha Illallah
- Bagaimana umat dapat selamat dari Adzab Allah Ta’ala dunia dan akherat dan masuk ke dalam SurgaNya Allah Ta’ala
- Bagaimana seluruh manusia dapat mengamalkan agama secara sempurna.
- Bagaimana umat ini dapat melanjutkan tugas Dakwah
Maka untuk dapat mewujudkan ini diperlukan
usaha agar kehidupan Nabi SAW dapat wujud dalam kehidupan kita. Mengapa kita
perlu mengusahakan ini ? karena seluruh aspek kehidupan Nabi SAW itulah yang
namanya Agama. Tanpa usaha maka kehidupan nabi tidak akan bisa wujud dalam
kehidupan kita. Methode yang diajarkan oleh Nabi SAW dalam mewujudkan Agama ini
adalah “Learning By Doing”. Belajar dengan cara Pengamalan. Seperti orang yang
belajar membawa mobil dengan praktek dan orang yang belajar mobil dengan
membaca. Orang yang membaca cara membawa mobil belum tentu bisa membawa mobil
dibandingkan dengan orang yang belajar membawa mobil dengan praktek. Yang
mengamalkan membawa mobil dengan praktek dia akan lebih memahami apa yang harus
dilakukan jika ada keadaan-keadaaan. Seperti apa yang harus dia lakukan dengan
gas, gigi, dan fasilitas mobil lainnya ketika mobil jalan, atau sedang berhenti,
atau sedang dalam keadaan berbelok. Sedangkan yang dengan membaca, dia akan
terseok-seok dalam membawa mobil ketika diberi keadaan-keadaan. Inilah perbedaan
antara orang yang mengetahui dan memahami.
Ciri-ciri Orang yang faham akan agama, adalah
Jika Allah memberi dia ujian atau cobaan, maka dia akan mengerti bagaimana cara
menghadapi masalah atau ujian tersebut. Sedangkan orang yang hanya tau teori
agama, dia akan panik atau bingung menghadapi masalah atau keadaan tersebut
sebagaimana orang yang bingung membawa mobil karena hanya belajar dari buku
saja. Ini dikarenakan tidak adanya latihan atau praktek pengamalan agama.
Sehingga ketika dia diberi ujian oleh Allah, dia tidak memahami kemauan Allah
atas diri dia dalam keadaan tersebut. Ilmu agama akan memberikan kefahaman
kepada kita jika diamalkan. Kefahaman ini hasilnya adalah keyakinan atas amal
yang kita buat. Namun orang akan faham agama jika dia sudah amalkan agama.
Seperti orang yang tau rasanya membawa mobil dengan praktek dan orang yang hanya
membaca buku tentang membawa mobil. Hanya dengan Praktek membawa mobil baru kita
bisa faham membawa mobil. Begitu juga dengan Agama hanya dengan praktek
pengamalan, baru kita bisa siap terhadap keadaan dan ujian yang Allah kasih.
Dengan mengamalkan kehidupan Nabi SAW, baru kehidupan Nabi SAW akan wujud dalam
kehidupan kita dan memahami pentingnya kehidupan Nabi SAW dalamkehidupan kita.
Nabi SAW dikatakan sebagai Al Qur’an berjalan karena seluruh kehidupan Al Qur’an
wujud dalam diri Nabi SAW. Begitu juga Sahabat yang mencontoh seluruh aspek dari
kehidupan Nabi Muhammad SAW, merekapun adalah Al-Qur’an berjalan. Maka dalam
rangka mewujudkan ini diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan terus menerus
sampai sempurna. Tidak bisa hanya dengan latihan 3 hari, 40 hari, atau 4 bulan
itu hanya sarana saja seperti bilangan 6 tahun di SD, 3 tahun di SMP, dan 3
tahun di SMA, namun yang namanya menyempurnakan ilmu atau belajar atau latihan
itu dilakukan sampai mati tidak ada bilangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar